Efek Samping Bunga Rosella
Akhir-akhir ini produk pengobatan herbal cukup diminati di Indonesia. Ada berbagai jenis tumbuhan yang bisa diolah menjadi obat herbal yang alami dan diklaim tidak memiliki efek samping. Salah satu yang paling banyak beredar di pasaran adalah produk olahan bunga rosella. Jenis tumbuhan ini memang dikenal memiliki sejuta manfaat terutama bagi kesehatan. Tapi meskipun secara klinis bermanfaat, Anda tetap harus berhati-hati sebab efek samping rosella juga turut mengintai.
Herbal Bukan Berarti Tak Memiliki Efek Samping
Selama ini masyarakat kita cenderung memahami bahwa segala sesuatu yang berhubungan dengan herbal nyaris tidak memiliki efek yang samping seperti halnya senyawa sintetik kimia. Paradigma ini perlu diluruskan sebab meskipun herbal sepenuhnya berbahan alami namun bukan jaminan 100% tak diiringi efek samping. Perlu diketahui bahwa pada jenis dan kondisi tertentu, tumbuhan juga memiliki sifat racun bagi manusia.
Rosella sendiri secara klinis terbukti menyehatkan. Kandungan vitamin, asam amino, beta karoten, omega 3 dan zat-zat lainnya, yang memang dibutuhkan tubuh, terkandung di dalamnya. Rosella terbukti mampu meningkatkan kekebalan tubuh, mengusir migraine, kolesterol, asam urat, dan penyakit lainnya. Namun di balik semua khasiat tersebut, harus secara jelas diinformasikan bahwa ternyata rosella juga memiliki efek samping.
Efek Samping Rosella
Menurut beberapa pakar herbalis, pengobatan dengan bahan-bahan alami memiliki efek samping yang tak mengenakkan seperti rasa sakit perut, mual bahkan sampai mengalami diare. Tapi efek samping ini tidak berbahaya selama tidak berlangsung lebih dari 3 hari. Reaksi tersebut disebut DOC atau Direction of Cure yang menunjuk pada proses detoksifikasi racun dari dalam tubuh. Jadi dengan kata lain proses tersebut merupakan bagian dari cara obat herbal melawan racun. Namun jika berlangsung berhari-hari, Anda tentu patut waspada.
Gejala DOC jarang ditemukan pada orang-orang yang mengkonsumsi produk herbal rosella. Keluhan serius lainnya juga belum ditemukan selain laporan jantung yang berdebar-debar. Namun berdasarkan penelitian mendalam yang dilakukan oleh Peter Harwick, rosella diduga memiliki efek yang buruk terhadap kesehatan ginjal jika dikonsumsi dalam takaran yang tidak tepat. Lebih lanjut Peter, dalam jurnal Australian Food Plants Study Group, menyatakan bahwa ada jenis ternetu dari rosella yang tak baik untuk dikonsumsi. Jenis tersebut adalah Native Rosella atau Hibiscus heterophyllus.
Uji Klinis Terhadap Efek Samping Rosella
Di Indonesia sendiri, telah dilakukan uji klinis terhadap pernyataan Peter tersebut. Uji Coba sendiri dilakukan pada sampel tikus winstar. Berdasarkan pengamatan para peneliti, ada perbedaan kondisi ginjal antara tikus yang diberi rosella secara terus menerus dengan tikus yang tidak diber rosella. Tikus yang diberi rosella mengalami perubahan hidrolik ginjal.
Lebih lanjut diterangkan bahwa perubahan hidrolik ginjal tersebut boleh jadi disebabkan oleh sifat dieresis rosella yang jika dikonsumsi dalam jangka waktu lama akan menyebabkan kerusakan ginjal. Selain itu, dijelaskan pula bahwa kandungan vitamin C pada rosella yang cenderung tinggi bisa menjadi faktor tambahan penyebab kerusakan ginjal. Vitamin C yang dikonsumsi secara terus menerus dan dalam dosis yang berlebihan akan memicu efek batu pada ginjal dan merangsang ginjal melakukan apa yang disebut filterisasi air seni sehingga dalam jangka panjang bisa saja memangkas usia manusia.
Konsumsi Dengan Takaran Yang Tepat
Efek samping rosella memangtak bisa dipungkiri, hal ini berdasarkan uji klinis yang bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Namun perlu Anda cermati bahwa efek samping tersebut mengancam para konsumen yang mengkonsumsi rosella dalam takaran yang tidak tepat dan dengan jangka waktu yang cukup lama. Jadi bisa juga diasumsikan bahwa rosella aman jika konsumen menggunakan dosis yang tepat.